Ole Gunnar
Solskjaer namanya. Buat yang bukan penggemar bola pasti tidak tahu, asing. Buat
yang penggemar bola anak milenial juga pasti tidak tahu. Ole Gunnar Solskjaer gol
nya tidak sebanyak Lionel Messi, tidak setenar Cristiano Ronaldo, tidak semahal
Neymar, tapi jadi salah satu legend di Manchester United. Penggemar bola milenial tidak merasakan ndredegnya final Liga Champion 1998/1999
MU vs Bayern Muenchen, sampai menit 90 masih ketinggalan 0-1. Mungkin itu momen
paling epic sepanjang sejarah Final Liga Champions. Oh, sori masih ada lagi yang sama epicnya lagi yaitu Liverpool vs AC Milan yang babak pertama AC Milan unggul
3-0 lalu dikejar Liverpool 3-3 di babak kedua dan akhirnya Liverpool menang adu
penalty. Tapi lebih dramatis MU karena 2 gol di injury time, selain itu karena saya Red Army (sebutan pendukung MU ) …hehehe. Balik lagi ke final MU vs Bayern Muenchen, karena masih
tertinggal 0-1 mau tidak mau MU total
mengurung area pertahanan Bayern tapi belum juga menghasilkan gol. Ole masuk menit
ke 80 menggantikan Andy Cole yang kali ini buntu tidak bisa menembus bek Bayern,
hingga menit ke 90 MU masih belum bisa cetak gol. Sampai akhirnya Teddy
Sheringham cetak gol penyama kedudukan di menit 92. Pertandingan tambah seru. MU
lebih total menyerang. Dan MU menit ke- 93 dapat tendangan pojok, diambil sama
Beckham. Beckham ambil ancang-ancang khasnya, lalu mulai menendang bola agak
melengkung ke dalam, masuk ke area kotak pinalti sedikit disundul sama Teddy Sheringham,
tiba-tiba kaki Ole menjulur maju untuk meneruskan bola. Dan Gol!. Pemain MU
berhamburan girang, pemain cadangan pun masuk ke pinggir lapangan mengerebuti
pemain inti. Pemain Bayern Muenchen lemas semua. Tidak mengira akan kalah se-dramatis
itu.
Ole Gunnar
Solskjaer terkenal sebagai supersub istilah
pemain cadangan super, karena selalu bisa diandalkan pas penyerang utama lagi
buntu. Hampir selalu cetak gol kalau masuk ke lapangan menggantikan rekan
setimnya. Gak jarang juga jadi penentu kemenangan. Sir Alex, pelatih MU saat
itu juga selalu percaya ke dia kalau Ole tidak pernah menyia-nyiakan
kepercayaannya. Pemain ini juga bukan pemain yang suka bikin onar, gak neko-neko,
gak banyak tingkah, gak matre. Profesional sejati. Selalu siap bila dibutuhkan
timnya. Gak pernah ngambek minta pindah klub meski selalu jadi pemain cadangan.
Gak pernah mangkir latihan. Sepertinya tidak punya ego tinggi demi menjadi popular,
menjadi kapten tim, apalagi menjadi superstar. Sangat humble.
Sekarang Ole
jadi pelatih sementara MU setelah Jose Mourinho dipecat. Sejauh ini startnya
sangat bagus, 7 pertandingan menang beruntun, produktif lagi. Dia dikontrak
sampai akhir musim saja, awalnya. Entah akan dipermanenkan atau tidak. Tapi dia
tidak masalah, mau diperpanjang atau tidak dia bilang kalau dia happy bisa melatih MU. Sekali lagi,
humble, professional. Kalaupun hasilnya nanti di akhir musim biasa-biasa aja
saya yakin pendukung MU termasuk saya gak masalah, Ole tetap jadi legend. Tetap
ada di hati. Tetap ingat late gol nya.
Karena jadi legend itu gak harus jadi pemain termahal dunia, gak harus cetak 40-50
gol tiap musim. Loyalitas tanpa batas, itu juga legend.
Glory Glory Man United
!
Author : Wiriyadhika Gunaputra
Comments
Post a Comment