Terpujilah Ibu Bapak Guru


Mungkin banyak yang sudah tahu kalau sosok guru profesi mulia ini, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Memang. Tapi sepertinya sudah banyak yang lupa.

Coba kita lihat di berita belakangan ini, guru dilaporkan polisi, guru dilabrak orang tua siswa, yang terakhir guru dilawan muridnya sendiri. Semuanya tetap dihadapi dengan sabar. Sangat sabar. Ikhlas. Tidak ada perlawanan. Bahkan masih terus mengajar, tidak ada ketakutan kalau sampai terjadi lagi. Begitu tabahnya. Begitu mulia niatnya terus mendidik siswanya. Apa jangan-jangan gajinya besar? Tunjangannya besar ? Dapat fasilitas ini itu ? ya kita tahu pertanyaan itu menjadi doa semua guru. Pengennya seperti itu. Tapi nyatanya malah banyak tekornya daripada dapatnya. Mama saya ngalami sendiri.

Almarhum Kakek saya dulu guru, Mama saya guru bahkan kepala sekolah, teman saya guru, guru jadi teman. Tidak pernah ada yang mewah, semuanya biasa saja, sederhana hidupnya, bersahaja.
Bapak/Ibu guru bangun sangat pagi, naik sepeda bahkan jalan kaki menyusuri gang-gang kecil, menunggu di dalam kelas siap mengajar yang materinya sudah mereka siapkan semalam sebelumnya. Demi anak didiknya. Demi sayangnya kepada anak didiknya. Sampai sekolah eh ternyata dilabrak orang tua siswa, ditantang siswanya..dalam hati pasti ingin membalas, tapi tidak dilakukan. Sabar.

Saya masih tidak ngerti alasannya kenapa sampai segitunya. Orang tuanya, apalagi si murid. Mungkin sekolah dianggap tempat penitipan anak. Guru dianggap baby sitter. Mungkin. Tapi bisa jadi ada alasan lain. Yang sama tidak masuk akalnya…😊. Guru jadi serba salah, mendisiplinkan anak dilaporkan polisi. Dibiarkan, kok yang anak katanya dititipkan ke sekolah supaya bisa dididik kok malah ngelunjak. Terus guru harus gimana? Karena tidak ada UU tentang mengajar. Tidak ada UU perlindungan guru. Dibandingkan dengan buruh, ada UU ketenagakerjaan, yang melindungi hak-haknya. Ada upah minimum. Kok bisa yang katanya Pahlawan malah tidak dilindungi haknya, tidak sejahtera. Aneh.

Untuk para orang tua, papah muda dan mamah muda. Coba digali lagi alasan kita nyekolahin anak.
Mau cuma jadi pinter?
Mau cuma dipamerin di IG? 
Atau pengen punya anak yang berperilaku baik?
Punya attitude yang baik? Dan yang penting,
Masih percaya sama guru?

Untuk adik-adik yang gaul, milenial, keren. Coba dipikir lagi, sambil dengerin lagu di headset, alasan kalian sekolah itu apa. Kenapa kok disekolahkan di sekolah yang fasilitasnya bagus, gedungnya mentereng, uang sekolahnya mahal. Kalau sekolah di tempat yang biasa, kenapa kok orang tua kalian tetep pengen sekolahkan kalian meskipun mereka banting tulang, hutang sana sini, ngurangi jatah makan bahkan tidak makan. Sambil mikir, kurangi nonton sinetron apalagi sambil nyamil micin . Please. 😊

Pak Guru, Bu Guru…saya percaya kejadian-kejadian ini tidak menyiutkan nyali, mengurangi keihklasan, mengurangi senyuman, menyempitkan lapang dada, dan mendangkalkan cinta yang dalam kepada anak didik Bapak dan Ibu. Teruslah mengajar, mendidik dan mencintai kami.

Terpujilah Engkau Ibu Bapak Guru…

Author : Wiriyadhika Gunaputra



Comments

Popular Letter