Seru !
Seperti biasanya
setiap pagi saya selalu cek hp, untuk baca berita apa yang baru hari ini.
Urutannya, baca DISWAY pertama, kedua lihat chat apa ada yang perlu dibales
atau enggak, ketiga baca CNN news sama detik. Politik selalu jadi headline.
Setelah scroll ke bawah, muncul berita olahraga. Kaget campur seneng. Real
Madrid dibantai Ajax 1-4, di kandang sendiri. Gila. Gak ada yang menyangka.
Juara bertahan bakal dihajar sama gerombolan anak-anak muda Ajax. Di leg pertama Madrid menang 2-1, artinya
mereka cukup main imbang aja sudah lolos, tapi nama besar Madrid gak mungkin
dong main seadanya di rumah sendiri. Pasti nyerang. Demi nama besar Madrid.
Tapi memang Madrid musim ini kurang oke penampilannya sejak ditinggal sama
Maestro Zinedine Zidane sang boss dan mesin gol sekaligus mega bintang Cristiano
Ronaldo. Mereka juga baru aja dibuat malu sama rival abadi, Barcelona yang
menang dua kali beruntun di kendang Madrid juga. Lagi compang camping secara
mental.
Saya akhirnya
penasaran, nonton gol-gol nya di youtube. Memang dibikin kocar kacir sih bek
nya Madrid…hehehe..wajar kalau kalah. Dalam sepakbola kejutan kadang-kadang memang
terjadi. Apalagi kompetisi yang ketat.
Hari rabu itu
juga sebetulnya sudah nunggu-nunggu supaya bisa cepet malem, karena Manchester
United tanding lawan PSG. Berat. Bisa dibilang mission impossible. Nunggu
keajaiban supaya bisa lolos. Maklum, dua minggu lalu MU kalah 2-0 di kendang sendiri,
ini apalagi harus bertamu ke rumah PSG. Dengan skuda compang camping pula, 10
pemain cedera. Buanyak. Mungkin banyak pendukung juga yang pasrah meski tetep
berdoa supaya ada keajaiban itu.
Jam 11 malem
saya tidur, setelah nidurin anak dulu. Gantian shift sama istri…hehehe..pas jam
3 pagi saya bangun. Otomatis bangun. Masih pesimis. Tapi tetep pengen nonton
perjuangannya. Barangkali ada keajaiban. Mungkin.
Ndredeg sejak kick off. Eh,
menit ke-2 Lukaku, penyerang MU cetak gol. Ada harapan. Meski masih agak jauh.
Tapi memang harus begitu, supaya secara moral bisa lebih confidence. Tapi menit
ke 12 langsung dibales sama PSG. Agak down lagi, tapi kalau lihat permainannya
harusnya bisa. PSG tidak sebagus dua minggu lalu, tapi kali ini memang barisan
tengah sama pertahanan MU jauh lebih rapi.
Menit ke 30 Lukaku
bikin MU unggul lagi, setelah Buffon kiper PSG blunder. Tidak lengket nangkep
bola dari tendangan penyerang muda MU, Rashford.
Kurang 1 gol
lagi. Karena aturan di Liga Champions jumlah gol tandang dihitung sebagai
kredit poin.
Bisa. Kayaknya
bisa. Biasanya MU bisa. Kalau sudah posisi begini.
Babak ke-2
dimulai. Lebih sengit. MU digempur habis-habisan. Dikurung. MU tidak banyak
pegang bola. Sering kehilangan bola. Karena pressing PSG juga ketat. Tapi
untungnya bola hanya berkutat di tengah. Tidak banyak shot on goal, tendangan
mengarah ke gawang MU. Padahal serangan dari sisi kanan kiri terus digenjot.
Mulai menit ke
80, MU bermain lebih berani menahan bola. Mengontrol ritme permainan. Gantian
PSG yang dipaksa bertahan. Tapi sesekali juga PSG mengancam lewat serangan
balik. Tapi pertahanan MU sekali lagi lebih rapi dari sebelumnya.
Masuk injury
time, tambah seru. MU terus mengejar tambahan gol. PSG pasti juga gak mau
kebobolan. Pemain tengah MU, Diogo Dalot mencoba nendang dari jarak yang cukup
jauh. Membentur pemain PSG. Wasit sudah nunjuk tendangan sudut. Beberapa pemain
MU protes, termasuk Dalot. Bahwa tadi itu handball. Wasit akhirnya meminta
waktu untuk melihat video ulangannya. VAR nama teknologi itu. Video Assistant
Referee. Diberlakukan sejak babak 16
besar ini. Sekitar 1 menit. Wasit kembali ke lapangan.
Priittt…sambal menunjuk
arah gawang. Penalti.
Gantian pemain
PSG yang protes. Si pemain yang kena handball tadi, langsung lunglai. Merasa bersalah.
Penalti akan
dieksekusi oleh Rashford. Sudah siap ambil ancang-ancang.
Gol.
Sisa waktu
semakin mepet. Mau habis. Sudah menit ke 94. Tambahan waktu kira-kira bakal
habis 2 menit lagi. PSG langsung nyerang. Habis-habisan. Penyerang baru masuk,
gantikan pemain belakang.
All out.
Tapi tetep gagal.
MU yang lolos ke perempat final.
Mission impossible
itu jadi possible. Keajaiban itu ada.
Inilah serunya Liga
Champions Eropa. Setiap musim selalu rame. Karena ini liga kumpulan juara-juara
liga top eropa. Pastinya hebat-hebat. Terus diadu. Perang bintang. Perang
gengsi antar liga eropa. Pemain dan pelatih top adu skill dan strategi. Event
tahunan yang selalu dinantikan.
Tapi musim ini
lebih rame. Merata. Tidak ada yang dominan, kayak jamannya Barcelona dengan dream
teamnya Guardiola tahun 2011-2014 lalu. Pun 3 tahun terakhir, Madrid yang jadi
juaranya. Berturut-turut.
Keajaiban pun
sudah terjadi dalam 2 hari ini. Semoga banyak kejutan lagi…hehehe..
MU terinspirasi dari Ajax. Semoga ada yang
terinspirasi dari mereka. Supaya berantai. Supaya lebih rame.
Ada mindset
positif yang bisa diambil dari kemenangan MU ini, banyak dipasang juga di Instagram
akun-akun bola. Tentang jawaban pelatih MU, Ole Gunnar Solskjaer pada saat konferensi
pers match dua minggu lalu. Setelah kalah.
Ada wartawan
bilang ke Ole,”Sepertinya nanti di Paris ibarat kalian akan mendaki gunung”. Kurang lebih seperti itu. Karena pertandingan yang sulit dan berat.
Lalu Ole menjawab,”Gunung
ada memang untuk didaki”. Jawaban cerdas.
Tahun ini pasti ada
juara baru. Real Madrid sudah tersingkir.
Tapi kira-kira
siapa? Jagoan kamu siapa?
Author : Wiriyadhika Gunaputra
Author : Wiriyadhika Gunaputra
Comments
Post a Comment