11 Hari Lagi
Saya melanggar
komitmen, tidak bikin status atau membahas pilpres di social media sampe
tanggal 17 April nanti. Tapi sudah gak tahan ternyata, gemes. Gregetan. Apalagi
setelah nonton debat capres atau cawapres yang sudah empat kali itu. Belum lagi
kalo bahas caleg-caleg yang poster dan balihonya hampir semua tempat kosong
ditempeli. Disandari. Bahas caleg atau capres cawapres dulu nih?
Bahas caleg dulu
aja ya, yang ringan-ringan dulu…hehehe…
Begini, setiap
jalan di kota pasti berjejer spanduk atau baliho caleg-caleg itu. Ada yang
besar, ada yang kecil. Ada yang banyak, ada yang bisa dihitung sama jari. Semua
tergantung kantongnya. Terserah. Bisa juga satu caleg, posenya tiap baliho bisa
beda-beda. Ini pasti kantongnya dalem. Gak papa asal jangan ngerogoh kantong
orang lain. Apalagi APBD.
Belum lagi pose
dan slogan-slogannya yang lucu-lucu. Ada posenya yang niru Thor, Iron Man, foto
sama capres. Ya bebas kan namanya ekspresi supaya bisa diinget orang.
Slogan-slogannya ada yang lucu, ada yang niru judul film, A Man Called Mawar, (
bukan nama sebenarnya). Ada yang minta diberi kesempatan. Dan macem-macem yang
lain. Pokoknya lucu.
Yang lebih lucu
lagi, kok selama ini saya belum pernah lihat aktivitas caleg-caleg itu di
kampung-kampung ya. Atau saya yang kelawatan? Karena seharusnya banyak kegiatan
sosialisasi programnya. Logikanya begini. Tahun ini ada 16 partai yang ikut
serta. Ada di tingkat DPR Pusat, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota. Anggap
contoh minimal 3 caleg aja tiap partai. 16 ( partai ) dikali 3 ( tingkat )
dikali 3 ( caleg ), sama dengan 144. Seharusnya ada 144 orang yang nongol. Atau
sosialisasi. Minimal. Nah, selama ini apakah kalian pernah lihat atau dengerin
program mereka apa aja? Saya sih belum pernah. Kok tidak serame spanduk sama
balihonya ya..
Saya sempet cek
juga Instagram caleg-caleg itu. Sampling. Beberapa yang saya ingat. Atau lewat
partainya. Saya lihat postingannya kok gak update, saya comment juga gak
dibales. Saya cek di FB nya juga gak update. Terus sosialisasi programnya lewat
mana? Lewat apa? Lewat spanduk ? Terus orang suruh milih kalian berdasarkan
foto sama slogan kalian aja?
Cukup segitu aja
klo caleg…hehehehe..
Kalo mau bahas
capres ini, harus hati-hati..pendukungnya sama-sama militan. 😊 .
Periode kampanye
sejak enam bulan yang lalu. Oktober. Sangat Panjang, untuk menjelaskan
program-programnya. Untuk yang incumbent, sangat banyak waktu untuk menjelaskan
prestasinya apa saja selama ini. Plus program yang akan dijalankan lima tahun
mendatang. Buat sang penantang juga cukup panjang, untuk mengkritisi pemerintah
yang sekarang. Plus membuat program yang lebih baik. Ada yang tau selama enam
bulan ini program mereka apa saja? Gagasannya apa saja? Ide-idenya apa saja?
Meskipun belum tentu dilakukan. 😊 tapi minimal kan harus “dijual”.
Belum ada ? Sama
kalo begitu…hehehe..
Yang satu sibuk
mengkritisi, yang satu sibuk defense. Lupa sama produk jualannya. Jualannya
dari sang penantang, “Barang dia Jelek”. Sang Petahan jualan, “Barang saya
bagus kok, dia ngomongnya ngawur”.
Tau barang apa
yang dijual? Gak tau kan?
Begitupun sama
empat debat yang sudah lewat. Ada ide besar yang disampaikan untuk bangsa kita
nanti? Arahnya ke mana? Kalo ada yang tahu bisa kasih tau saya ya. Saya gak
nemu juga soalnya.
Lebih banyak
gimmick dan slogan-slogan yang empuk untuk dibahas di media social.
Statement-statement
yang belum menunjukkan kualitas calon pemimpin bangsa yang besar.
Berbeda dengan
debat empat tahun lalu. Beda dengan debat Cagub Jabar yang menurut saya paling
baik dari pilkada daerah lain. Bisa membahas hal-hal yang teknis. Meskipun
hanya 2 Cagub yang bagus, sisanya ya gitu aja deh…hehehehe..
Sejujurnya saya
sangat kurang puas dengan debat-debat dan kampanye kali ini.
Tapi bukan
berarti jadi gak milih ya..tetep harus milih. Karena prinsip saya adalah
memilih terbaik dari yang ada. Terbaik itu yang gimana? Versi saya, yang
membawa kemajuan meskipun sedikit harus tetep maju. Melangkah. Jangan sampe
mundur lagi.
Dalam pandangan
saya, Pak Jokowi dalam tiga debat kemarin yang head to head dengan Pak Prabowo
tidak special. Saya sudah mengira dari sejak dulu, karena memang bukan tipikal
yang pandai berbicara di depan umum. Bukan orator atau jago speech. Pada
periode yang lalu masih terbantu oleh Pak JK yang sudah pengalaman di segala
bidang. Tapi sekarang Pak Jokowi yang harus berada di depan karena sebagai
petahana yang lebih berpengalaman dari Pak Kyai.
Tapi Pak Prabowo
tidak bisa mengambil momentum ini. Tidak bisa counter angka ataupun statement
yang dilemparkan Pak Jokowi. Padahal seharusnya sangat bisa.
Pak Prabowo
sibuk dengan narasi hutang, uang yang lari keluar negeri, naik gaji untuk
aparat dan menaikkan pajak. Itu terus yang digaungkan.
Padahal counter
attack sangat terbuka lebar. Tapi
kesempatan itu lewat begitu saja. Masih ada satu kesempatan, yang terakhir
tanggal 13 nanti. Semoga ada perdebatan yang berkualitas. Penuh ide, penuh
gagasan. Saling mengorek kualitas ide lawan debatnya.
Dengan begitu
rakyat yang menonton, yang sudah yakin tambah yakin. Yang belum yakin jadi
yakin. Yang belum punya pilihan sudah bisa punya pilihan. Bisa juga pindah
pilihan. 😊
Comments
Post a Comment