Now Everyone Can Fly

Pertama kali naik pesawat ini. Saya langsung terkesan. Inovasinya. Terobosannya. Idenya. Pramugarinya..ups. pesawatnya bersih, on time, servicenya ramah, fresh. Terlihat sekali ini sangat dinamis. Kreatif.

Saya coba cari tahu di google siapa pemiliknya. Ketemu, Tony Fernandes. Orang Malaysia. Masih muda. 

Dari situ saya jatuh cinta dengan brand ini. Air Asia. Kalau ada rute yg dilewati Air Asia, pilihan saya tidak akan berubah. Top of mind. Best low cost carrier. Meskipun ada maskapai lain, meski lebih murah, meski yang punya orang Indonesia, meski yang punya BUMN. Saya tetap pilih Air Asia. 

Jatuh cinta pasti ada alasannya. User experience alasan saya. Tidak pernah mengecewakan. 

Sejak saat itu saya kagum dengan sosok Tony Fernandes. Dulu sering nonton juga The Apprentice Asia. Karena ada Tony. Pengen tahu orangnya seperti apa. Ternyata memang benar. Smart. Humble. Type org yg biasa kerja dg tim. Tahu gimana manage tim nya.

Yang saya tunggu adalah buku biografinya. Sudah lama. Tapi ternyata baru ada di tahun 2017. Wajib beli. Meskipun masih belum ada terjemahan Bahasa Indonesianya.

Di buku itu, dia bercerita bagaimana mengawali bisnisnya. Mimpi masa kecilnya tentang pesawat terbang. 

Bagaimana dia membangun fondasi konsep bisnis maskapainya. Observasinya secara langsung. Sampai bongkar konsep 2 kali. Sampai benar- benar matang. Tagline-nya pun pas sekali.

Now everyone can fly. 

Rintangannya tidak mudah. Dari awal mau bikin perusahaan pesawat, halangannya sudah banyak. Terkendala ijin, tidak bisa bangun baru harus beli dari perusahaan yang sudah ada. Harus ijin sampai ke Perdana Menteri segala. 

Baru punya 1 pesawat. Belum punya conveyor untuk angkat bagasi karena hemat. Pegawainya mengeluh, dia akhirnya terjun sendiri dan merasakan pegelnya gimana bongkar dan masukkan bagasi. Dari situ dia memutuskan untuk beli. Kasihan pegawainya. 

Kemudian Air Asia terus berkembang. Tambah rute. Hingga akhirnya menjadi raksasa seperti sekarang. 

Dalam bukunya ini dia bercerita bagaimana dia begitu passion terhadap pesawat. Begitu bangganya terhadap Air Asia. Dia bilang, Air Asia itu jiwanya. Meski dia punya banyak usaha lain, hotel, klub sepak bola, sempat beli juga tim Formula 1 tapi di hatinya tetap Air Asia. 

Ada 4 hal penting yang dia sampaikan tentang kunci sukses bisnisnya. 

Produk. Dia percaya yang dia ciptakan adalah product yang bagus dan dibutuhkan oleh market. Tony tidak pernah kompromi tentang kualitas. 

Marketing. Strategi marketing yang tepat, value yang disampaikan benar-benar diterima oleh market. Kreatif. Tony orang yang sangat kreatif dalam melihat celah bagaimana brand Air Asia bisa dilihat banyak orang. Sampai pernah ada ide, kalau kartu merah di Premier League ada logo Air Asia karena setiap kartu merah, pasti kamera menyorot dengan jelas. 

Distribution. Brandnya mampu dijangkau dengan mudah oleh pembeli. Makanya penjualannya lewat website. Ada sales office di beberapa mall. 

Implementation. Setiap ide yang ada, mampu dieksekusi dengan sempurna. Terobosan-terobosan tidak akan terjadi jika eksekusinya tidak baik.

Tragedi QZ8501 adalah pukulan terberatnya. Betul-betul memukul jiwa Tony. Dan seluruh crew di Air Asia merasakannya. Berduka. Tapi Tony dan Air Asia mampu bangkit. Mereka tidak membuat iklan ini itu tapi memberikan bukti dan feel bahwa safety selalu menjadi prioritas bagi Air Asia.

Bukannya menjadi drop malah sekarang ekspansinya kemana-mana.

Tony dikenal sebagai leader yang baik. Good leader. Walk the talk. Memberi teladan bagi tim nya.

Tidak sekali dua kali dia direkam oleh cabin crew nya secara tidak sadar pada waktu membersihkan lantai pesawat pake vacuum, lalu melayani penumpangnya secara langsung. Itu bukan pencitraan. Itu riil attitude. Karena itu tadi. Air Asia adalah jiwanya.

Masih banyak cerita menarik di buku ini. Dan juga banyak tantangannya. Kerugiannya. Pontang-pantingnya.

Salah satu buku favorit saya. Sekarang sudah ada terjemahan ke Bahasa Indonesia.

Menurut saya wajib baca.

Suatu saat pengen ketemu langsung. Kalo ada rejeki bisa ngobrol, klo ada rejeki lagi bisa jadi temen..hehehe..

Semoga.




Comments

Popular Letter