Aset Bangsa di Tangan Anak Muda
Masih hangat
tentang susunan Kabinet Indonesia Maju yang memunculkan kejutan – kejutan di
beberapa posisi. Sebagian sudah bisa ditebak dan sebagian lagi di luar prediksi
banyak orang. Mulai dari calonnya yang berasal dari partai maupun non partai. Mulai
dari yang koalisi hingga oposisi. Awalnya
semua masih menebak – nebak, namun mulai sedikit terkuak setelah dipanggil ke
Istana menemui Presiden Jokowi dan masing-masing calon press conference setelah
selesai bertemu Presiden Jokowi. Apalagi muncul wajah – wajah baru, terutama
yang masih muda seperti Nadiem Makarim, Wishnutama dan Erick Tohir.
Semuanya menjadi
sangat jelas saat pengumuman kabinet, yang dilakukan ( sekali lagi ) secara
tidak lazim oleh Presiden Jokowi yakni dengan duduk sila di tangga Istana. Ada
beberapa posisi yang ramai dibicarakan yakni Pak Prabowo yang dulu rival di
pilpres, menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Nadiem Makarim sebagai Menteri
Pendidikan, Wishnutama sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Erick
Tohir sebagai Menteri BUMN.
Pak Prabowo
mengisi kementrian dengan anggaran terbesar yakni Rp. 131,2 Triliun di APBN
2020. Sebagian mengkritisi keputusan tersebut, sebagian lagi biasa saja. Hanya
sedikit heboh karena akhirnya Pak Prabowo menjadi bagian dari pemerintahan.
Namun yang menjadi fokus saya adalah 2 ( dua ) orang ini, yakni Nadiem Makarim
& Wishnutama. Mengapa begitu? Saya coba lemparkan pertanyaan kepada Anda,
apa aset sesungguhnya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ? Jawaban dari dulu
adalah kekayaan alam, budaya dan manusianya. Lalu kementrian apa yang membawahi
langsung aset itu ? Jawabannya adalah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengelola kualitas Sumber Daya
Manusia, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mengelola
keindahan alam, keragaman budaya, keunggulan masing-masing daerah serta ekonomi
kreatif yang industrinya terus meningkat.
Presiden Jokowi
memberikan contoh empowerment luar biasa terhadap anak muda Indonesia.
Dipercaya mengelola aset terbesar bangsa ini.
Nadiem Makarim
sebagai Mendikbud akan mengelola SDM sebesar 173juta jiwa ( usia 0 – 40 tahun )
atau 65% dari total penduduk Indonesia. Mendikbud
menyiapkan program pendidikan yang menyeluruh mulai hingga PAUD hingga tingkat
universitas. Dan ini memberikan impact yang sangat besar kepada masa
depan bangsa selama 20 tahun mendatang untuk menghadapi bonus demografi 2045. Dimana di periode sebelumnya dihandle oleh dua
orang Menteri. Dan sekarang, oleh Presiden Jokowi dipercayakan kepada anak muda
usia 35 tahun !
Aset berikutnya
adalah kekayaan dan keindahan alam Indonesia yang memiliki 17 ribuan pulau, seribu
lebih bahasa daerah dan 714 suku. Bagaimana mengelola dan mengoptimalkan
kekayaan tersebut menjadi identitas bangsa dan menjadi daya tarik pariwisata
bahkan tidak menutup kemungkinan menjadi sebuah industri yang bisa mendatangkan
devisa yang lebih besar. Saat ini kontribusi terhadap PDB mencapai 4,8%. Belum
lagi di bidang ekonomi kreatif, yang terus berkembang bahkan kontribusinya
terhadap PDB di tahun 2017 mencapai hampir Rp. 1.000 triliun atau 7,28% dan
akan terus meningkat. Aset ini dipercayakan untuk dikelola oleh Wishnutama yang
masih 43 tahun. Sangat muda.
Dari penunjukkan
dua sosok anak muda dalam kabinet ini, memperlihatkan keinginan dari Presiden
Jokowi untuk adanya inovasi dalam pengelolaannya yang selama ini belum terlihat
optimal. Dengan adanya energi dan ide baru diharapkan bisa menciptakan ruang –
ruang baru atau membongkar hambatan – hambatan yang menghalangi kemajuan di sektor
tersebut. Ingin ada gebrakan dan terobosan yang mungkin belum pernah dilakukan
oleh negara lain. Sehingga menjadi daya tarik bahkan nilai unggul Indonesia di
mata dunia internasional.
Nadiem dan
Wishnutama mewakili anak - anak muda hebat Indonesia. Di luar kabinet, sangat
banyak yang memiliki kompetensi dan berkontribusi terhadap bangsa dan
negara. Memiliki spirit yang sama yakni
memajukan bangsa Indonesia.
sumber gambar : grid.id
Baru di era pemerintahan sekarang anak muda diakui kapabilitasnya.
ReplyDeleteBetul Pak
ReplyDelete