Done !
Minggu lalu saya
mengikuti seminar penyembuhan luka batin yang diselenggarakan oleh Gereja St
Yakobus Surabaya. Daftarnya sudah dari bulan lalu, dan itu pun saya tidak
pernah ikut atau tidak pernah dengar sebelumnya bagaimana materi nya ataupun caranya.
Menarik, kebetulan memang saya ada memori atau sakit hati yang harus
dikeluarkan atau disembuhkan agar tidak membebani hidup saya ke depan.
Seminarnya
seharusnya diselenggarakan tiga hari, dari tanggal 22 hingga 24 oktober lalu.
Tapi karena tanggal 22 nya saya tidak bisa hadir maka cuma bisa ikut dua hari.
Yang membawakan
materi adalah Suster Putri Karmel dari Tumpang.
Saya juga belum pernah tahu siapa dan dimana itu. Mohon maklum
sebelumnya, karena saat ini saya baru belajar agama Katholik. Baru sebulan
setengah. Jadi pengen belajar banyak supaya bisa lebih banyak tahu.
Di hari Rabu
itu, saya datang on time. Menurut saya, karena jadwalnya memang setengah 7
malam. Ternyata dimulainya setengah 6. Terlambat 1 sesi. Tapi masih
diperbolehkan masuk. “Ini sesinya bagus” kata salah satu panitia yang menyalami
saya.
Entah sudah
slide ke berapa Suster menjelasakan. Sepertinya belum terlalu terlambat. Karena
masih menjelaskan “background” atau identifikasi luka batin kita. Asalnya dari
mana. Mulai kapan.
Caranya ?
Ini saya coba
jelaskan seingat saya. Maaf kalau ada yang terlewat atau kurang jelas.
Kita diminta
untuk mengingat atau tepatnya merefleksikan diri. Bagaimana perilaku kita di rumah
di masa lalu. Kita anak yang seperti apa di masa lalu.
Kemudian,
perilaku kita di keluarga dan lingkungan sekarang. Dan berikutnya adalah
hubungan kita dengan Sang Pencipta.
Setelah memori
dan kerangka perilaku kita sudah terbayang dan disadari, berikutnya lebih dalam
lagi.
Bagaimana posisi
kita di dalam keluarga. Bagaimana hubungan dengan Bapak, Ibu, Saudara dan orang
lain. Apakah biasa saja, atau dekat sekali, intens, punya komunikasi yang kuat
atau lemah.
Di lingkungan,
bagaimana hubungan kita dengan pimpinan, rekan, dan orang lain. Bagaimana kita
memperlakukan mereka, merespon, bersikap.
Yang dicari dari
langkah-langkah tadi adalah Pola Dasar Relasi kita dengan orang-orang terdekat.
Karena ternyata,
yang sangat mempengaruhi pola dasar relasi kita sekarang adalah kebutuhan biologis,ekonomi
dan social yang tidak terpenuhi di MASA LAMPAU sehingga menjadi motivasi dan
melakukan kegiatan-kegiatan tersebut di MASA KINI.
Secara tidak
sadar, kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi di masa lalu terbawa dalam
pikiran kita dan menjadi masuk kea lam bawah sadar kita. Dan terus menumpuk.
Semakin bertambah. Jika semakin tidak terpenuhi akan semakin menekan kita, secara
tidak sadar.
Lalu bagaimana
caranya membuang itu semua?
Dalam materi
kemarin yang disampaikan ada lima yakni Mau, Beriman, Bertobat, Mengampuni
& Menerima diri.
Memang tidak
mudah melepaskan kekotoran batin yang sudah melekat sebegitu lama dan banyak.
Apalagi sampai bersih. Minimal banyak yang terbuang. Sisanya sambil berjalannya
waktu disapu pelan-pelan. Asal jangan nambah lagi.
Di sesi
berikutnya, panitia sudah menyiapkan kursi dan sebaskom air plus handuk dan
tissue.
Ada kursi yang
kosong, ada kursi yang sudah diduduki oleh panitia.
Kita diminta mencari
orang yang mirip atau bahkan kita bersama dengan orang yang pernah melukai kita
atau kita lukai batinnya.
Kita membasuh
kakinya, kita membasuh untuk mengampuni atas segala kesalahannya. Ucapkan apa
yang ada dalam hati kita itu, yang kita bawa sekian lama yang secara tidak
sadar merusak kualitas diri kita. Kesalahan-kesalahan orang itu kepada kita.
Kita mengampuni dia. Dengan tulus. Dan melupakannya.
Done.
Kemudian
bertukar posisi, kita meminta maaf kepada dia atas segala kesalahan kita yang
sudah melukai di selama ini. Kaki kita dibasuh, kita meminta maaf, dia
mengampuni kita.
Done.
Jujur, saya
tidak menyangka. Metode ini melegakan saya secara personal. Yang secara tidak
sadar sudah saya pikul bertahun-tahun.
Keluar dari
ruangan, perjalanan ke rumah, sampai di rumah. Luar biasa lega perasaan saya.
Enteng. Lebih fresh.
Ternyata
sebegitu enaknya tidak membawa beban, dendam, benci, merasa bersalah, merasa
berdosa, memandang sesuatu menjadi jauh lebih positif.
Saya menjadi lebih
yakin, bahwa setiap luka pasti ada obatnya. Semoga bisa bermanfaat dan membantu
teman-teman semua.
sumber gambar : photos-public-domain.com
Comments
Post a Comment