Da Vinci & Michelangelo
Minggu lalu di
hotel saya nonton film Da Vinci Code yang kesekian kali. Kebetulan tidak ada
acara yang bagus. Kalau adapun saya tetap nonton Da Vinci Code..hehehe..karena
memang ini film favorit saya sejak lama termasuk sekuelnya, Angel & Demon.
Saya memang suka dengan penulisnya, Dan Brown. Cara menulisnya menurut saya
detail banget, apalagi setting tempatnya favorit dan impian saya sejak dulu.
Eropa, plus bangunan-bangunan dan gereja-gereja tua yang sarat sejarah dan
simbol-simbol tanda peradaban dan filosofi – filosofi pada jaman itu.
Saya tidak mau
membahas isi filmnya karena sudah pasti pernah nonton semua, yang pas rilis di
tahun 2006 itu sempat menghebohkan terutama di kalangan umat Kristiani dan
sempat dicekal di beberapa negara. Karena mengangkat cerita yang sangat
sensitif.
Lokasi yang
menjadi idola hingga saat ini adalah Museum Louvre Paris. Yang arsitekturnya
berbentuk piramida dan dari kaca. Yang ikonik itu.
Di situ
tersimpan lukisan yang tak ternilai harganya. Karya masterpiece dari Leonardo
Da Vinci, sang jenius di abad 16 yaitu Monalisa. Saya belum pernah ( tapi
pengen banget ) ke sana, tapi menurut informasi yang saya pernah baca. Antrinya
luar biasa untuk bisa foto di depan lukisan Monalis dan penjagaannya paling
ketat.
Saya dulu kecil
sering dibelikan dan akhirnya jadi koleksi saya, buku seri tokoh-tokoh dunia.
Kalau tidak salah ingat ada sekitar 21 seri tokoh. Saya baca berulang-ulang.
Dan salah satu yang paling berkesan memang seri Leonardo Da Vinci karena sangat
jenius, bisa melukis, memahat, arsitek. Semuanya bisa.
Tapi beberapa
orang mungkin tidak banyak yang tahu, bahwa di jaman itu ada seorang jenius
juga. Namanya Michelangelo. Bisa melukis, memahat juga. Selevel dengan Da
Vinci. Dan juga punya rivalitas dengan Da Vinci.
Banyak karya
pahatannya di gereja-gereja kota Firenze. Tapi yang menjadi ikon termashurnya,
patung David. Berdiri tegak. Tanpa pakaian. Yang sempat bikin heboh juga di
masanya, karena berkaitan dengan dengan situasi politik saat itu. Dan
ditempatkan di alun-alun pula. Pusat kota Firenze. Pembuatannya dari batu
marmer utuh dan memakan waktu sekitar 3 tahun.
Michelangelo ini
sangat berbakat sebagai pemahat daripada sebagai pelukis. Da Vinci kebalikannya,
lebih menonjol sebagai pelukis daripada pemahat.
Namun tidak tahu
kenapa, di buku itu digambarkan Michaelangelo selalu iri dengan Da Vinci yang
lebih mendapat nama dan ketenaran daripada dia, dan lebih sering mendapat
permintaan dari gereja untuk melukis.
Hingga pada
akhirnya untuk dapat bersikap adil kepada dua orang jenius tersebut, pemerintah
waktu itu meminta mereka membuat mural di balai kota secara bersama dan dibagi
sama rata bagiannya.
Tapi memang
banyak informasi bahwa ada rivalitas antara Da Vinci & Michelangelo. Dua
tokoh besar di masa itu.
Mungkin kalau
sekarang mirip Ronaldo dan Messi ya..siapa yang terhebat..hehehe..
Terpisah dari
rivalitasnya, mahakarya Da Vinci & Michelangelo hampir menghiasi setiap
bangunan dan tempat-tempat strategis di Eropa terlebih di Italia & Vatikan.
Saya pengen
sekali melihat langsung, foto langsung, wefie dengan keluarga di mahakarya
mereka.
Ternyata
keseringan membaca buku seri Da Vinci & Michelangelo bisa memunculkan “api”
itu meskipun masih kecil 😊.
Comments
Post a Comment