Underpass Mayjend Nambah Jam Tidur


Sudah lebih dari 3 tahun kalau mau berangkat kerja stress dulu. Khawatir terjebak macet. Rumah saya di daerah barat dan kantor saya di Jl Perak. Ada tiga titik macet sudah menunggu. Cegatan pertama ada di depan gerbang perumahan, itu ekor macet dari traffic light perempatan Jl Raya Menganti – Jl Wiyung – Jl Babatan Unesa panjangnya bisa 200 meter. Lepas dari situ, masih ada cegatan kedua di bundaran PTC & McDonald. Itu panjang juga, +/- 400 meter. Dan ini yang paling parah, bundaran satelit. Ekor macetnya ampun-ampun. Bisa 500 meter, bisa lebih kalau volume kendaraan padat-padatnya. Terjebak di “kawanan” mobil.  Harus punya bekal kesabaran lebih hingga menembus antrian panjang itu. Saya biasanya sudah punya sangu podcast yang bisa didengarkan di mobil sambil nunggu giliran sampai bisa masuk ke tol satelit. Karena jalur saya masuk tol satelit dan keluar di tol perak.

Makanya saya selalu bangun jam 05.45 pagi. Supaya bisa keluar dari rumah jam 06.30 dan sampai ke kantor jam 07.15. Hanya 45 menit. Karena kalau terlambat 15 menit saja apalagi setengah jam. Saya bisa sampe kantor bisa jam 08.15 alias telat. Perjalanannya bisa 75 menit. Mundur 30 menit. Belum termasuk emosi dan bosennya nunggu macet. Belum sampe kantor, mood sudah terganggu dan sudah membuang energi supaya bisa lepas dari kemacetan itu.

Proyek underpass ini sudah sempet berjalan sebelumnya, harapan muncul. Eh tiba-tiba mandeg. Lemes lagi. Tidak terbayang akan menghadapi kemacetan entah berapa lama lagi, antrian macet sudah semakin padat. Setelah itu harapan ada lagi. Yang dikerjakan overpassnya duluan. Beberapa bulan kemudian jadi. Tapi ternyata belum menyelesaikan masalahnya. Masih sangat macet. Tapi sepertinya yang underpass mulai dikerjakan, tapi progressnya cukup memakan waktu lebih lambat, kalau tidak salah ada pipa air yang menghalangi. Hingga secara teknis lebih rumit.  Tapi tetap digarap siang malam, sampai menutup sebagian jalur Jalan Mayjend Sungkono sehingga tambah padat, tapi tidak masalah hanya butuh sedikit sabar lagi menunggu proyek ini selesai.

Mendengar deadline peresmian akhir bulan Mei, tepatnya tanggal 31 pas dengan hari jadi kota Surabaya. Saya setiap hari pas lewat, sekalian lihat progressnya sampai mana. Mulai perataan jalannya, kemudian tanaman-tanaman sudah mulai ditanam di sekitaran under pass. Tanda-tanda selesai semakin kelihatan jelas.

Pas tanggal 31 Mei 2019, sore hari keluar dari tol satelit tampak banyak karangan bunga di sisi underpass itu. Ternyata memang siang harinya sudah diresmikan oleh Bu Risma. Bersyukur sekali. Dan pengen nyoba langsung.

Nah, sejak proyek underpass satelit sudah 100% selesai. Terasa sekali perbedaannya. Setiap pagi tidak terjadi lagi macet Panjang di HR Muhammad. Sangat lega, puas, plong. Bisa menikmati perjalanan. Proyek ini memang sudah ditunggu bertahun-tahun, untuk mengurai simpul yang semakin tahun semakin padat dan ruwet.

Sejak sudah tidak ada kemacetan yang jadi mimpi buruk di pagi hari itu. Saya bisa bangun agak molor. Saya sekarang bangun jam 06.30, kadang masih sempet antar anak sekolah juga. Dan sampai kantor juga belum jam 08.00.

Kelihatannya sepele ya, masalah jalan macet. Tapi ternyata kalau macet itu teratasi, bisa mengubah kualitas hidup seseorang. Dengan bangun agak telat itu, berarti nambah jam tidur saya +/- 45 menit. Lebih nyenyak. Juga tidak kepikiran lagi kena macet atau tidak, meskipun masih ada 2 simpul tadi yang memang masih terjadi. Setidaknya satu simpul yang paling ruwet sudah terurai. Yang paling bersyukur adalah perasaan tenang , mood terjaga, tidak stress di jalan.

Dengan waktu tidur yang lebih panjang tadi selama seminggu, ya pasti lebih berkualitas daripada yang waktu tidur kurang selama berhari-hari bahkan bertahun-tahun.

Bangga dengan kota Surabaya yang selalu mengutamakan kepentingan masyarakatnya demi kualitas kehidupan yang aman, nyaman, dan menjadi kota yang sangat layak tinggal.






Comments

Popular Letter