Hujan-Hujan
Berita seminggu
ini full tentang banjir parah di Jakarta. Ibu kota negara. Sang Gubernur
dihujat kanan kiri atas bawah. Pak Gubernur
pun bilang, kalau anak-anak senang ada banjir bisa bermain di tengah-tengah suasana
banjir.
Tapi saya tidak
akan membahas politik. Saya mau cerita tentang air hujan saja…hehehe..
Memang, kalau
diingat-ingat apalagi pas seumuran SD sampai SMP, hujan itu ditunggu. Apalagi
pas deres.
Karena saya
tumbuh besar di kampung di rumah engkong emak saya. Dan tahu sendiri, kalau di
kampung mainnya ya ala kadarnya. Apa saja dibuat mainan. Yang penting rame-rame
bareng arek-arek. Paling gampang dan paling sering memang main bola.
Pas cuaca sudah
mendung gelap sekali dan yakin pasti turun hujan. Pas SD, saya sama adik saya
selalu sudah nunggu di jendela. Menunggu momen mau nggrujug.
Begitu hujan
turun deresss sekali. Arek-arek, sudah setel otomatis langsung datang
rame-rame di depan rumah sambil sudah bawa bola..”ayo nyo udan-udan, tak
enteni nang gang enem ( ayo nyo, hujan-hujan, saya tunggu di gang enam) ”
Saya sama adik
saling memandang. Pengen segera keluar langsung dari rumah. Tapi eits, ada
aturan di rumah, harus ijin emak atau engkong. Karena kalau sakit, mereka yang
repot juga soalnya..hehehe
Begitu dapat
ijin, langsung deh keluar. Dengan sangaaattt bahagia.
Sebelum kami menyusul
arek-arek “pendinginan dulu” di bawah talang. Enaakkk sekali, grojogan
air talang serasa mandi di air terjun.
Main hujan-hujanan
itu salah satu waktu main yang cukup membahagiakan buat kami. Semakin deras semakin semangat. Meskipun banjir
selutut. Tapi kalau sudah banjirnya masuk rumah ini yang bikin sengsara ngurasnya..hahahaha..
Bagi kami
anak-anak kampung, hujan tak menghalangi keceriaan. Saya tidak tahu apakah
masih sampai sekarang begitu.
Ingin
sekali-sekali di usia yang sekarang hujan-hujanan lagi. Tapi rawan meriang..hehehe..dan
juga masa mau hujan-hujanan sendiri? Nanti dikira masa kecil kurang bahagia. Padahal
masa kecilnya malah jam terbangnya tinggi kalau hujan-hujanan.
Waktu memang
cepat berlalu. Dan setiap kali memandang hujan, selalu ingat momen-momen itu.
Betapa sederhananya kami mencari kebahagiaan.
sumber gambar : tribunnews.com
Comments
Post a Comment