Ole Frankie


Mereka menjadi pelatih muda debutan di Liga Inggris musim ini. Ole lebih dulu di beberapa laga musim lalu, setelah menggantikan Special One. Tapi Frankie di musim sebelumnya “hanya”menangani Derby County. Mereka pemain legend di klub masing-masing, Ole di MU dan Lampard di Chelsea. Harapan yang ditaruh di pundak mereka sangat besar. Berharap sentuhan magis mereka saat masih jadi pemain menular yang kini jadi manajer klub. Dan punya kesamaan, suka pemain muda. Skuad mereka sekarang banyak pemain mudanya ketimbang pemain dengan nama besar yang mentereng.

Musim lalu, Ole start dengan sangat baik. 11 pertandingan awal tidak terkalahkan (baca tulisan sebelumnya Ole !).   Yang fenomenal jelas masih ingat pas comeback lawan PSG. MU typical sekali, teringat jaman Sir Alex yang hobby comeback dengan heroic. Yang suka buat fans MU deg-deg an. 😊 Tapi setelah anjloknya tidak karuan. Kalah berturu-turut. Tidak stabil. Angin-anginan. Permainan kurang greget. Banyak yang bilang karena factor beberapa pemain yang tidak niat, salah duanya Pogba sama Lingaard. Belum lagi barisan bek yang gampang panik, tidak ada komando dan sering keteteran apalagi lawan team yang ofensif.

Suara-suara ”OleOut” mulai terdengar, meski entah dari siapa. Muncul juga suara “We Love Ole”, sebagai bentuk dukungan, saya lebih suka yang kedua. Fans MU tahu persis dia butuh waktu. Butuh uang untuk beli pemain. Percaya kalo Ole akan memberikan kekuatannya 1000% untuk MU, klub yang begitu dicintainya. Loyalitas Ole gak perlu diragukan lagi, peran dia sebagai supersub abadi di MU. Bayangkan, lebih banyak main sebagai pemain pengganti sangat tidak mudah bagi seorang pemain. Klo jaman sekarang pasti sudah merengek ke agennya untuk minta dijual. Ole tidak seperti itu!. Dia loyal. Begitu dimainkan Sir Alex, selalu kasih kontribusi maksimal, tidak nggondokan.
 Setelah beli Maguire mulai terlihat proses perbaikannya. Mulai ada clean sheet alias tidak kebobolan. Tapi masih labil, menang, kalah, seri, seri lagi, kalah lagi, menang lagi. Begitu terus. Tidak bisa ditebak.

Transfer musim dingin datang, saatnya beli pemain lagi. Incarannya Haaland, pemain muda berbakat. Eh lepas ke Dortmund. Kecewa. Untungnya, dapet Bruno Fernandes dari Sporting Lisbon yang memang sudah diincer dan diisukan bergabung sejak musim lalu. Gelandang kreatif. Dampaknya luar biasa. 11 pertandingan setelah Bruno datang, tidak pernah kalah. Optimisme muncul lagi. Finish di empat besar sepertinya bukan hal yang mustahil. Selisih 3 poin di bawah Chelsea-nya Frank Lampard.

Frankie ini juga lagi berjuang. Mempertahankan posisinya di zona Liga Champions. Beban dia juga gak gampang, ditinggal sang playmaker Hazard ke Madrid itu big lost buat Chelsea. Mengandalkan pemain-pemain muda.  Dan hebatnya, memang berkualitas. Frankie dulu tergolong pemain cerdas, jenius malahan. Gelandang serang paling produktif di Liga Inggris. Apalagi pas masih ditangani Jose Mourinho dengan skuad mengerikan, ada Damien Duff, Arjen Robben, Mateja Kezman, Didier Drogba, Makalele. Itu daya serangnya cepat plus ganas. Yang bisa menandingi peran sebegitu besarnya di masa itu cuma Scholes di MU dan Gerrard di Liverpool.

Itu dulu sebagai pemain. Sekarang statusnya berbeda. Sebagai pelatih. Belum punya jam terbang tinggi. Tapi namanya juga legend, fans pasti sangat punya kepercayaan tinggi. Karena punya ikatan batin yang kuat.

Meski baru debutan, Frankie termasuk keren sih. Di musim ini dia sudah mengalahkan Mourinho, Klopp, Ancelotti. Pelatih top yang sudah pernah membawa timnya juara Liga Champions. Memang tidak bisa diukur hanya begitu, butuh waktu yang konsisten buat membuktikan kualitas Frankie. Harus ada trophy yang dibawa pulang ke Stamford Bridge sebagai bukti sah dia mampu. Tapi tetap saja, gak mudah mengalahkan pelatih jenius-jenius itu yang sudah punya jam terbang jauh di atas Frankie.

Ole dan Frankie sebagai pelatih muda tidak seberuntung Pep Guardiola saat menangani Barcelona yang bisa langsung sukses besar. Skuad yang dipunyai Pep sudah matang, penuh pemain talenta. Apalagi punya alien, Messi. Ole dan Frankie diwarisi skuad compang-camping dengan situasi internal yang gak kondusif. Jadi tugas mereka gak akan gampang. Tapi fans akan selalu memberikan waktu buat mereka.  Sekarang mereka harus bertarung rebutan tiket Liga Champions.

Dua pelatih legend klub. Dua pelatih masa depan. Good luck Ole & Frankie !.  

                                                                                                 sumber gambar : footballtribe.com

Comments

Popular Letter