Wolak Walik Wayah

 Kita semua tahu kalau hot news minggu ini adalah Messi pindah ke PSG dengan sangat terpaksa. Karena aturan financial fair play yang tidak bisa dipenuhi Barcelona, klub nya sejak usia 13 tahun. Pasti nyesek buat Messi. Meninggalkan rumahnya yang sudah memberikan segalanya buat dia, memberi panggung sampai dapat Balon D’Or 6 kali. Tapi saya tidak mau membahas itu, sudah terlalu banyak yang mengupas dramanya. Begitu juga gajinya yang bikin geleng-geleng kepala. Saya melihat Messi Effect yang lain. Yakni Pochettino, sang pelatih PSG sekarang.

“Comes great power, comes great responsilibity”, kutipan legend dari film Spiderman oleh Uncle Ben.

Memang, kedatangan Messi di skuad PSG membuat klub asal Paris itu menjadi klub dengan tim dengan line up yang paling mentereng seantero jagad sekarang. Di kiper ada Donnaruma yang baru mengantarkan Italia juara Piala Eropa, di Centre Back ada Sergio Ramos mantan Kapten Real Madrid yang sudah tidak perlu lagi dibahas kontribusinya. Di Tengah ada Marco Veratti, motor serangan di timnas Italia. Ada juga Kapten timnas Belanda, Wijnaldum yang entah kenapa dilepas oleh Liverpool. Di lini depan ini paling ngeri, Neymar Jr, Di Maria, Mbappe dan sekarang Messi. O Em Ji.

Semua pelatih pasti pengen punya team yang komplit seperti itu. Itu juga jadi dua sisi. Bisa jadi mudah dan beban yang luar biasa. Tidak mudah menangani pemain-pemain superstar itu dengan segala ego-nya. Tapi kalau semuanya fine, wow begitu mudahnya jadi pelatih PSG. Tapi saya yakin tidak begitu. Sangat menantang. Sekali lagi saya tidak mau membahas tentang calon starting eleven PSG. Banyak yang lebih jago dan jeli menganalisanya. Saya coba membahas yang di luar lapangan saja.

Poche ( panggilan Pochettino ), dipecat oleh Tottenham Hotspurs di akhir 2019. Padahal dia sudah membawa Spurs ke final Liga Champions. Kita tahu kalau Spurs bukanlah klub Inggris semacam Liverpool ataupun Manchester United yang punya sejarah besar di kancah Eropa. Saya juga tidak paham apakah menjadi pelatih Spurs sekarang targetnya adalah Juara Liga Champions? Dengan skuad yang “begitu”.

Pasti menyakitkan buat Poche. Membawa Spurs sejauh itu, menjadi penantang kuat Liga Inggris mengganggu Top Four. Namun berujung dipecat begitu saja.

Setahun lebih tanpa klub, di Januari 2021 PSG menunjuk Poche sebagai pelatih. PSG baru saja memecat Tuchel yang dianggap gagal.

Tidak butuh waktu lama, Poche membawa PSG menjadi Juara Piala Super Prancis. Ini adalah trofi pertama bagi Poche.

Lalu, tiba-tiba saja Barcelona membuat konferensi pers bahwa Messi tidak lagi bersama Barcelona karena begitu banyak kendala finansial. PSG begitu gercep ( gerak cepat ). Mengurus bagaimana caranya Messi bisa pindah ke PSG. Dan memang benar, tidak sampai seminggu Messi sudah diumumkan sebagai pemain PSG. Plus nomor punggungnya, 30.

Ini bukan lagi ketiban durian runtuh, tapi ketiban durian sekaligus dapat lahan beserta sertifikat tanahnya sekalian. Tim mana yang tidak menginginkan Messi ? Siapa pelatih yang tidak kepincut membesutnya?

Coba bayangkan anda sebagai Poche. Yang tahun lalu masih mengurusi pemain sekelas Delle Ali, Song, Verthongen tiba-tiba harus mengutak-atik formasi dengan trisula maut dunia saat ini, MNM ( Messi, Neymar, Mbappe ). Semoga Poche tidak jetlag.

Itu kisah Poche. Bisa juga kita pernah mengalami, atau akan mengalami-entah kapan. Kejadian buruk yang menimpa kita, mungkin saat itu kita merasa adalah orang paling gagal, paling salah,paling tidak beruntung, pokoknya paling yang jelek-jelek.

Tapi apa nasib buruk itu akan terjadi sepanjang hidup? Jawabannya, TIDAK.

Rejeki lancar, jodoh lancar, kehidupan sangat baik-baik saja. Apakah juga akan berlangsung sepanjang hidup ? Jawabannya, TIDAK.

Semua berputar. Di atas, di bawah, di samping. Terbolak-balik. Semuanya hanya perihal waktu, tunggu giliran. Kalau boleh menggunakan Bahasa Jawa, saya sebut Wolak Walik Wayah ( artinya : Bolak Balik Waktu/Giliran).

Tidak ada yang benar-benar permanen. Selalu ada batasnya. Mulai dan Selesai. Akan terus seperti itu. Jika kita saat ini sedang banyak kesulitan, jalani saja. Dikuat-kuatkan dulu, pasti akan selesai juga masalahnya.

Kalau kita sekarang sedang lancar semua, bersyukur, jangan jemawa apalagi lupa diri. Meskipun tidak sampai jatuh terpuruk, minimal pasti ada masalah yang bikin kepala cenut-cenut. Bikin sering gosok-gosok dahi.

Ya itulah hidup. Masa depan memang misteri. Tidak ada yang bisa benar-benar memprediksi. Hanya menunggu giliran.  



Comments

Popular Letter