DNA vs USD
Di dunia sepakbola modern sekarang, tim sepakbola bisa dibagi 2 kelompok. Kelompok pertama, tim legend yang lemarinya dipenuhi trofi dan memori-memori klub maupun pemain yang menjadi ikon. Yang kedua adalah tim crazy rich, bukannya tanpa sejarah dan trofi tapi secara kuantiti maupun nama besar di kancah dunia maupun regional belum punya sejarah besar. Dan mereka mau mencatatnya di era sekarang.
Tidak
ada yang 100% sempurna. Tim legend punya sejarah dan DNA pemenang hanya saja uangnya terbatas.
Tim crazy rich punya uang segunung, tapi tidak punya DNA pemenang.
Dua
kelompok ini terus berlomba menambah trofi. Mengejar kejayaan. Karena punya
uang, tim crazy rich bisa mengontrak pelatih, pemain top sekaligus dalam satu
musim atau setidaknya 3 musim karena sekarang terbatas financial fair play.
Chelsea,
Manchester City, PSG sudah membuktikan. Liverpool tergolong klub legend yang
beruntung bisa dapat pelatih sekaliber Klopp yang bisa memunculkan kembali DNA
pemenang yang sudah lama hilang. Nah sekarang Manchester United yang mencoba merintis
jalan itu melalui legend-nya, Ole. Setelah mau mencoba instan dengan Van Gaal
dan Mourinho yang malah gagal total.
Barcelona
juga mencoba mengulanginya dengan Xavi, setelah beberapa tahun terakhir ini
amburadul skuad maupun kantongnya. Sampai-sampai kehilangan ikon sepanjang masa
mereka, Messi.
Juventus
juga sedang mau mengembalikan jati dirinya setelah ditinggal Allegri beberapa
tahun yang lalu.
Tim
legend punya sejarah panjang, umur klub rata-rata 100 tahun. Manchester United
berdiri tahun 1878, lalu Liverpool tahun 1892, Real Madrid tahun 1902, Bayern
Muenchen tahun 1900. Wow.
Dalam
sekian dekade tersebut, mereka sudah melewati naik turun prestasi klub.
Membangun fondasi, identitas dan karakter.
Kita
paham bahwa mereka punya filosofi bermain masing-masing, yang lahirnya berproses
dari era ke era. Barcelona dengan total football yang dibawa oleh Johan Cruyff.
Yang terus berkembang hingga menjadi tiki taka di era Guardiola dan kini akan
dibawa kembali oleh Xavi.
Juventus
sebagai penguasa Liga Italia. Dari jaman Michel Platini, kemudian Roberto
Baggio, diteruskan di era Del Piero dan Zidane hingga sekarang oleh Chielini
dkk.
Begitu
juga Manchester United. Yang dibangun oleh The Boss Sir Alex Ferguson sejak
1986. Yang justru seperti anak yang kehilangan induknya setelah sang bos
pensiun. Belum menemukan pengganti yang sesuai yang bisa membawa Manchester
United kembali ke era kejayaannya. Saat ini beban itu ada di pundak mantan super
sub, Ole Gunnar Solksjaer.
DNA
dari Sir Alex tadi diharapkan oleh banyak orang ditularkan Ole ke skuad muda
yang sekarang. Meskipun hingga di musim ketiganya masih belum cukup meyakinkan
performanya, saya termasuk tim #olestay daripada #oleout sejak dibantai oleh
Liverpool 0-5 di dua minggu yang lalu.
Di tim
crazy rich, Chelsea sebagai “kakak senior” sudah memberikan contoh dengan sudah
menggondol 2 Piala Liga Champions sejak diakusisi oleh taipan Roman Abramovich.
Sesuatu yang belum bisa diikuti oleh juniornya hingga saat ini.
Sekarang,
Chelsea sudah mempunyai DNA dan legend. Yakni generasi Frank Lampard, John
Terry, Drogba, dll.
Manchester
City sejauh ini sudah termasuk salah satu klub papan atas eropa. Meskipun belum
mampu memenangi trofi Liga Champions. Namun sudah berhasil mengusik hegemoni Liga
Inggris yang sebelumnya hanya dikuasai oleh Manchester United,Liverpool dan
Arsenal.
Jadi
sekarang DNA sedang berjuang melawan USD. Ini akan berlangsung dalam waktu yang
panjang karena sepakbola sudah menjadi industri. Siapa yang akan menang? Saya
yakin pasti bergantian. Yang bertahan lama? Pastinya yang memiliki DNA. Tim
crazy rich sedang membangun DNA itu. Jadi nanti mungkin anak cucu kita sudah
punya banyak pilihan tim legend ketimbang kita sekarang…wkwkwk
Tapi
itu di belahan Eropa. Di belahan Asia Tenggara, terutama yang memiliki beda
waktu WIB,WITA dan WIT masih akan sedang berkutat dengan sepakbola gajah.
Comments
Post a Comment