Bukan Happy Wednesday
Karena saya bukan Azrul Ananda, saya tidak akan menerima tawaran mengelola Persebaya
Karena
saya bukan Azrul Ananda, saya tidak akan mau jadi CEO Persebaya
Karena
saya bukan Azrul Ananda, saya tidak punya nyali sebesar itu
Karena
saya bukan Azrul Ananda, saya tidak punya darah sehijau itu
Karena
saya bukan Azrul Ananda, saya tidak mampu seprofesional itu
Karena
saya bukan Azrul Ananda, saya tidak akan selektif memilih sponsor klub
Karena
saya bukan Azrul Ananda, saya tidak punya target berani juara satu
Karena
saya bukan Azrul Ananda, saya tidak sesabar itu membina pemain-pemain muda
Karena
saya bukan Azrul Ananda, saya tidak sesabar itu melihat liga yang selalu
abu-abu
Karena
saya bukan Azrul Ananda, saya tidak sesabar itu melihat institusi yang tidak
kunjung profesional
Karena
saya bukan Azrul Ananda, saya tidak sesabar itu menunggu ekosistem yang tidak
kunjung dikelola dengan benar
Karena
saya bukan Azrul Ananda, saya tidak mau berkorban mengeluarkan puluhan miliar untuk eksistensi klub
Karena
saya bukan Azrul Ananda, saya tidak setegas itu untuk teguh mundur sebagai CEO
Karena
saya bukan Azrul Ananda, saya tidak sekomitmen itu tetap menyelesaikan tanggung
jawab sebagai presiden klub
Karena
saya bukan Azrul Ananda, saya tidak seikhlas itu menyalahkan diri sendiri demi
kebaikan klub
Karena
saya bukan Azrul Ananda, saya tidak seberani itu menemui bonek yang semangatnya
selalu militan
Karena
saya bukan Azrul Ananda, saya tidak setenang itu menjawab seluruh pertanyaan
dan tuntutan bonek
Karena
saya bukan Azrul Ananda, saya juga bukan putra Abah Dahlan Iskan
Karena
saya bukan Azrul Ananda, saya hanya putra seorang bernama Gunawan
Comments
Post a Comment